Kamis, 29 Desember 2011

MEREFLEKSIKAN MODERNISME TERHADAP BUDAYA MASYARAKAT LOMBOK


Kebudayaan merupakan hasil karya, karsa dan rasa suatu masyarakat, dalam hal ini ditinjau dari budaya Lombok atau dari suku Sasak memiliki keragaman budaya. Keragaman kebudayaan suku sasak tidak hanya dari segi musik, adat maupun pakaian. Akan tetapi suku sasak memiliki keragaman bahasa yang sangat khas, seperti pepatah sasak mengatakan “LAIN KERUPUK LAIN RASE – LAIN GUBUK LAIN BASE”, dalam pepatah tersebut mempunyai makna bahwa dari pulau Lombok yang kecil ini memiliki banyak penduduk dengan desa dan kecamatan yang relatif banyak. Oleh karena itu, dari banyaknya desa tersebut mempunyai bahasa yang berbeda atau beranekaragam. Sehingga dalam keadaan atau ruang dan waktu yang formal masyarakat Lombok kebanyakan harus menggunakan Bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia agar terjalinnya komunikasi yang baik antar Desa atau masyarakat tersebut.
            Terkait dengan beraneka ragam bahasa yang dimiliki suku sasak, dalam merefleksikannya dengan adanya modernisme pendatang di pulau Lombok. Masuknya budaya modern pada pulau Lombok dikarenakan pulau Lombok merupakan salah satu tempat wisata yang diincar oleh para wisatawan, baik dari dalam negeri ataupun luar negeri. Kedatangan para wisatawan memiliki aspek keuntungan dan kerugian yang dialami masyarakat Lombok. Berdasarkan hal tersebut keuntungan yang didapat yaitu masyarakat semakin semangat mempelajari bahasa internasional dan pemasukan uang negara semakin meningkat, serta kerugiannya yaitu inflasi yang meningkat, terancam punahnya kebudayaan, terutama dalam bidang spiritual masyarakat. Dalam filsafat, sesungguhnya bagaimana seharusnya pemikiran yang seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya dalam menghadapi modernisme yang membawa keuntungan dan kerugian, atau bagaimana mensintetiskannya.
            Berpikir secara filsafat dari hal tersebut merupakan mitos-mitos yang menjadi penghalang berpikir secara logos. Oleh karena itu, masyarakat Lombok diharapkan bisa mensintesis terhadap tesis-tesis dan anti-tesis anti-tesis yang ada dalam kehidupan budaya kita pada zaman modern ini. Modernisme terhadap budaya masyarakat lombok sudah mulai meraja-lela, walaupun hal tersebut merupakan momok yang menakutkan akan tetapi hal tersebut merupakan sintetik a priori bagi masyarakat dalam menjalankan kehidupan budaya yang dimiliki masyarakat Lombok dengan kedatangan Modernisme. Hal ini merupakan adanya perubahan ruang dan waktu. Sebagai warga masyarakat Lombok, semoga masyarakat suku sasak (Lombok) tidak terjebak oleh sesuatu yang ada dan mungkin ada dalam ruang dan waktu atau terjebak dalam berfilsafat itu sendiri.
            Oleh karena itu, dengan berikhtiar dan meminta perlindungan Tuhan yang Maha Kuasa yang menjadi pertolongan bagi manusia untuk menjalankan kehidupan yang beranekaragam tantangan dan masalah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar